Friday, January 7, 2011

BONDA TERCINTA



Bonda,
Wajah redupmu tersenyum riang,
Mengaburi derita torehan duka,
Urat hijaumu keras timbul,
Tersulam seribu satu pengorbanan kudsi,
Lantas mengalir bersama deras keringat,
Membasahi susuk lesu tubuhmu.

Bonda,
Hatimu keras menghayun lelah,
Sabar mengukir nafkah keluarga,
Semarak perwira membahang ganas,
Melontar derita ke kali pengharapan,
Demi setitis benih,
Mendakap puncak kejayaan.

Kersan kerikil jalanan,
Saksi ketabahan bonda,
Setia menjaja di pondok usang,
Namun, ku lihat,
Kelopak matamu nan suci,
Jerih menakung manik-manik kaca,
Menanti detik guruh dentuman langit.

Kala malam menyelimuti rimba kehidupan,
Sang pungguk tersenyum manis,
Rindu terubat rembulan menjelma,
Namun,bonda masih setia di atas tikar lusuhnya,
Sujud merintih pada pencipta.

Tika takbir menggegar layar angkasa,
Membangunkanku dari layar mimpi,
Lantas,sederap selangkah ku atur ke kamar bonda,
Tiba-tiba,denyutan nadi berhenti sendiri,
Melihat bonda kaku lesu,
Sujud di atas tikar lusuhnya.

Duhai bonda,
Andai ku punya masa,
Inginku memelukmu,
Inginku cium dahimu,
Namun Alllah lebih mencintaimu,
Wahai bondaku tercinta......

0 comments:

Post a Comment